Ria Dahlia: Menjemput Takdir Politik

Politik adalah pengabdian. Tujuan kekuasaan adalah kemanfaatan. Tak mudah, memang. Tapi, ini adalah pilihan. Karenanya, berteguh pada prinsip menjadi penting dalam politik.

Prinsip yang bisa menjadikan kekuasaan benar-benar ditujukan untuk mencapai kemanfaatan yang seluas-luasnya, bagi umat manusia. Seutuhnya.

Ria Dahlia, lahir dan besar di Pangkal Pinang, Bangka. Anak kelima dari 6 bersaudara. Menjalani masa kecil dengan penuh kegembiraan; bermain di sungai, menikmati keindahan pantai, bergaul dengan beraneka kawan dari beragam etnis dan agama, juga berlimpah perhatian dan kasih sayang dari orangtua.

Ria, memasuki kehidupan berpolitik dalam usia muda, dengan hati dan pikiran yang penuh kesadaran dan lapang. Tanpa beban. Karena baginya, politik adalah bagian dari pembelajaran dan perjuangan. Bahwa, di dalam politik ada kekuasaan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk diraih, bagi Ria itu bukan satu-satunya tujuan. Kekuasaan adalah bagian dari kenyataan politik yang harus dihadapi.

Politik menjadi bagian dari memperjuangkan keyakinan. Bagi Ria Dahlia, politik memiliki ruang untuk bisa mendorong terjadinya perubahan-perubahan yang bisa memberikan kemanfaatan bagi masyarakat.

Bahwa politik memiliki implikasi pada kekuasaan, adalah kenyataan yang harus dihadapi. Melalui perjalanan panjang sebagai kader tarbiyah, Ria Dahlia terus belajar dan berusaha memperbaiki diri. Dan, meneguhkan prinsip perjuangan dalam berpolitik.

Sepanjang tahun 1998 hingga 2015, Ria Dahlia menempa diri dalam dinamika politik kepartaian dan organisasi sosial kemasyarakatan. Selain Partai Keadilan, yang kemudian berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera, di sepanjang tahun 2007 hingga 2008, Ria Dahlia juga aktif sebagai Ketua PKK di lingkungan tempat tinggalnya di Pamulang.

Selain itu, Ria juga aktif sebagai Ketua di Yayasan Citra Muslimah Sejati pada tahun 2007 hingga 2009. Juga, sebagai perantauan dari Pangkal Pinang, Ria Dahlia aktif sebagai bendahara di Paguyuban Warga GLP Pamulang.

Hingga pada tahun 2015, Ria Dahlia mengambil keputusan untuk makin meneguhkan prinsip perjuangannya dalam berpolitik, yaitu: mengajukan pengunduran diri secara resmi sebagai kader dan anggota Partai Keadilan Sejahtera!

Keluar sebagai aktifis di partai politik tidak menghentikan perjuangan Ria Dahlia di bidang politik dan sosial. Tahun 2016 hingga 2017, Ria kembali dipercaya menjadi Sekjen pada Gerakan Ibu Negeri, sebuah organisasi yang memiliki kepedulian dan perjuangan pada penegakan keadilan dan kesejahteraan

umat. Meski kemudian, Ria Dahlia menyatakan mundur dari organisasi itu, namun perjuangan dan komitmennya tidak berubah.

Di tahun 2017, Ria kemudian membentuk dan aktif dalam Komunitas Muslimah Pecinta Islam (Kompi). Aktivitas di kelompok ini berlangsung hingga tahun 2018.

Pada tahun-tahun itu juga, Ria Dahlia aktif dalam kegiatan Indonesia Mengajar. Bersama para aktivis yang berasal dari kampus, alumni dan beberapa tokoh masyarakat, Ria Dahlia ikut terlibat langsung dalam berbagai program mendorong penguatan dukungan pada pendidikan bagi anak-anak di beberapa daerah.

Ria bahkan terjun langsung mengajar ke lokasi yang begitu pelosok, untuk memberikan pengajaran pada anak-anak. Selain, Ria juga memberikan berbagai materi pengajaran parenting pada kelompok-kelompok keluarga untuk penguatan pemahaman keluarga dalam bidang pendidikan anak.

Di Tahun 2017 pula, Ria Dahlia sempat berjuang dengan maju sebagai calon Walikota dari jalur independen dalam Pilwalkot Pangkal Pinang. Dalam proses persiapan kompetisi politik tersebut, Ria berhasil menghimpun dukungan mencapai hampir 20 ribu KTP sebagai salah satu syarat dukungan maju. Pencalonannya gagal karena berubahnya calon pasangan yang dipilih oleh pasangan Ria Dahlia pada awal kompetisi. Dan, keputusan itu terjadi justru menjelang akhir penutupan pendaftaran pasangan calon di KPUD.

Situasi ini tidak menyurutkan perjuangan politik Ria. Tak lama setelah itu, pada tahun yang sama, Ria Dahlia kembali terjun ke dunia politik praktis, yaitu kembali bergabung dan menjadi calon anggota legislatif untuk DPR RI dari Daerah Pemilihan Banten III dari Partai Berkarya.

Ria berhasil menghimpun suara lebih dari 24 ribu. Namun karena secara nasional Partai Berkarya tidak berhasil menembus batas elektoral, posisi Ria sebagai calon anggota legislatif dengan suara cukup siginifikan, tidak bisa lolos.

Sekali lag, Ria Dahlia merasa tidak menyesal telah berjuang untuk meraih dukungan meskipun tidak bisa mewakili suara pemilihnya sebagai anggota legislatif di tingkat pusat.

Demikian pula dengan pilihan politiknya. Pada tahun 2019 Ria Dahlia kemudian mengajukan pengunduran diri dari Partai Berkarya. Saat ini, Ria Dahlia bergabung dengan partai baru, yaitu Partai Gelora dengan menduduki jabatan sebagai Ketua Bidang Kewanitaan untuk DPD Partai Gelora Tangerang Selatan.

Namun, pilihan politik juga harus dilakukan oleh Ria Dahlia. Karena ingin fokus pada pencalonannya dalam Pilkwalkot Tangerang Selatan, Ria menyatakan diri mengundurkan diri dari Partai Gelora.

Hal ini, salah satunya diputuskan demi kemaslahatan bersama. Karena, dalam pencalonannya ini, Ria tidak ingin menjadi penghalang bagi pergerakan partai, dan tentu saja, Ria siap bekerjasama dengan siapa pun dalam menyatukan visi-misi dan program-program terbaik untuk ditawarkan pada warga.

Memasuki kehidupan berpolitik dalam usia muda, dengan hati dan pikiran yang penuh kesadaran dan lapang. Tanpa beban. Karena baginya, politik adalah bagian dari pembelajaran dan perjuangan. Bahwa, di dalam politik ada kekuasaan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk diraih, bagi Ria itu bukan satu-satunya tujuan. Kekuasaan adalah bagian dari kenyataan politik yang harus dihadapi.

Ria Dahlia saat ini telah memantapkan diri, untuk kembali melakukan ikhtiar politik. Pilihan ini dilakukan, setelah beberapa pihak –terutama para pendukungnya—mendorong agar Ria kembali aktif dalam kompetisi politik.

Ria Dahlia saat ini aktif sebagai pengurus partai Gelora Kota tangserang Selatan. Selain itu ia juga aktif di organisasi GANN (Gerakan Anti Narkotika Nasional) sebagai Ketua GANN Tangerang Selatan, ia juga diberikan amanah untuk Korwil Indonesia Wilayah Barat

Sebelumnya Ria Dahlia juga sempat berkeinginan mencalonkan diri sebagai bakal calon walikota Tangerang Selatan pada Pilkada tahun 2020 lalu. Namun, didetik akhir Ria Dahlia terkendala dengan rekom dukungan Parpol.

Ria dahlia berprinsip  bahwa politik adalah kemanfaatan bagi umat. Apapun yang akan menjadi ketentuan dalam proses itu, bagi Ria Dahlia adalah bagian dari Menjemput Takdir Politik. Karena itu, hal yang paling penting dipersiapkan oleh Ria Dahlia saat ini adalah terus berbuata untuk masyarakat, terus ikut berkontribusi demi kepentingan masyarakat banyak.

Bangunlah Jiwa, Raganya

Keluarga adalah unsur terkecil dalam tatanan sosial di masyarakat. Tapi, keluarga memiliki kekuatan terbesar untuk membentuk dan mengarahkan tujuan besar dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat sejahtera, adalah masyarakat yang memiliki keluarga-keluarga yang berbahagia di dalamya.


Asep Hidayat, sudah lebih dari dua puluh tahun menjalani kehidupan dengan Ria Dahlia. Lima putra-putri, menjadi buah hati yang te;ah memberikan kebahagiaan besar pada pasangan ini.

Asep juga telah berpuluh tahun mengabdikan dirinya sebagai aparatur pemerintah di Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Keluarga kecil Asep-Ria, menjalani hari-hari yang membahagiakan di tempat tinggal mereka yang sederhana di salah satu perumahan di Pondok Benda, Pamulang, Tangerang Kota.

Tentu, naik-turunnya kehidupan rumah tangga telah mereka jalani bersama. Suka-duka, sedih-bahagia, telah dilalui bersama. Alhamdulillah, semua dilalui dengan penuh rasa syukur dan menerima atas apa yang telah diberikan Allah Subhanahu wa ta’ala.

Namun, ada yang tidak berubah dari pasangan ini sejak awal membangun rumah tangga. Bahwa, keduanya selalu memiliki komitmen dan keyakinan terhadap perjuangan hidup untuk hanya memikirkan diri sendiri saja. Bahwa, berusaha memberikan pengabdian pada masyarakat, bangsa dan negaranya adalah bagian yang besar untuk mendapatkan kebahagiaan.

Inilah salah satu alasan kuat, Asep Hidayat selalu memberikan dukungan atas berbagai kegiatan sosial dan politik istrinya, Ria Dahlia.

Dalam pandangan pasangan Asep – Ria, kebahagiaan dalam menjalani kehidupan rumah tangga tidak bisa hanya semata diukur dari pencapaian materi saja. Lebih dari itu, terlibat dan bisa terjun langsung dalam berbagai kegiatan yang bisa memberikan perubahan lebih baik di masyarakat, adalah kebahagiaan yang tidak bisa dinilai dengan materi.

Asep, tentu saja telah memberikan batasan dan komitmen yang jelas pada istrinya, Ria Dahlia. Bahwa, sebagai istri dan sebagai ibu bagi anak-anaknya, Ria Dahlia memiliki kewajiban. Terutama untuk menjadi pilar utama dalam keluarga. Dan, berpuluh tahun kemudian, Ria menjalaninya dengan penuh amanah, di antara kesibukan dan aktifitas politiknya.

Karena itulah, ketika muncul dukungan agar Ria Dahlia ikut maju dalam Pilwalkot Tangerang Selatan 2020, Asep Hidayat adalah orang pertama yang memberikan restu. Bagi Asep, ini tentu bukan semata tentang kekuasaan. Tapi, ini adalah kesempatan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat.

Asep sendiri memiliki komitmen untuk tetap menjaga dirinya sebagai suami dan sebagai aparatur negara. Karenanya, terhadap hal-hal prinsip, Asep selalu berusaha untuk menjaga diri. Terutama dari potensi terjadinya conflict of interest.

Karena itulah, dalam berbagai aktifitas sosial dan politik Ria Dahlia, Asep tidak pernah menggunakan kewenangan atas jabatan atau posisinya sebagai aparatur negara. Termasuk dalam hal pembiayaan. Semua dilakukan sesuai dengan kemampuannya sebagai suami.

Kekuasaan bukan menjadi satu-satunya hal yang harus direbut. Proses dalam berpolitik, membangun kesadaran sosial, adalah hal penting yang menjadi kepedulian Asep sebagai kepala keluarga. Karenanya, tak segan jika dalam beberapa aktifitas kegiatan Ria Dahlia, Asep dan anak-anaknya yang sudah besar, bahkan ikut terjun langsung memasang spanduk, poster. Atau, menjadi tim sukses yang membantu perjuangan Ria Dahlia.

Bagi Ria, ini adalah anugerah dan kekuatan besar yang diberikan Allah SWT dalam setiap Langkah perjuangannya. Suaminya adalah the best supporter yang dia miliki. Begitu juga anak-anaknya.

Bagaimanapun, kehidupan rumah tangga Asep – Ria selama puluhan tahun telah dibangun dengan pondasi cinta, saling percaya dan saling menghormati. Riak-gelombang kehidupan, telah dijalani. Dan, Insya Allah, inilah saatnya untuk berjuang ke ladang amal ibadah yang lebih luas. Ikhtiar untuk bisa membantu menjadikan keluarga-keluarga di Tangerang Selatan mendapatkan haknya; untuk berbahagia.(*)

Klik Magazine Versi PDF

Komentar

About Author /

Start typing and press Enter to search