Tauhid Rifai : Menambah Imun Lewat Pendamping Desa
Tidak mudah mengurus ribuan desa yang tersebar di 10 Kabupaten Kota se-Provinsi NTB. Namun, bagi Tauhid Rifai, mengurus ribuan desa justru malah menambah imun.
Di NTB, tercatat ada sekitar 1.143 wilayah administrasi pemerintahan setingkat desa yang terdiri dari 995 desa, 145 kelurahan di NTB. Tercatat di data BPS dimana jumlah desa dengan berbagai kategori di NTB diantaranya desa tertinggal 9 (0,90 persen), desa berkembang 899 (90,35 persen), dan desa mandiri 87 (8,74 persen).
Tauhid Rifai dengan wajah senyum mengatakan, ngurusi banyak desa itu menambah imun. Bagaimana bisa menjadi pendamping desa adalah penambah imun?
Bagaimana Tauhid Rifai menjalankan roda organisasi sekala nasional tersebut dengan berbasis relawan pendamping desa?
Redaksi Klik Magazine berkesempatan mewawancarai langsung Tauhid Rifai mengenai bagaimana ia menjalankan tugas dan tanggungjawabnya selaku ketua pendamping desa se-Provinsi NTB.
Sejak kapan anda menjadi ketua program pendamping desa di wilayah Provinsi NTB?
Sejak 2017 saya dipercaya sebagai kordinator provinsi P3MD (Program Pembangunan dan Pemberdyaan Masyaat Desa) dengan mengurus 1.005desa di NTB dengan 8 Kabupaten.
Sedikitnya 506 orang menjadi petugs pendamping desa dibawah koordinasi saya. Terdiri dari tenaga ahli tingkat kabupaten, kecamtan, dan desa. Mereka inilah yang menjadi kekuatan kami dalam melaksanakan program P3MD di Provinsi NTB.
Bisa anda ceritakan pengalaman selama menjadi pendamping desa?
Pengalaman sebagai pendamping desa, luar biasa, kami bersentuhan langsung dengan mereka.
ya, pengalaman langsung bersentuhan dengan mereka dapat merasakan keluh kesah dengan mereka, suka duka mereka.
Pengalaman bersama masyarakat desa tertinggal hingga desa kota yang sudah mandiri. tentu dengan berbagai tipe masyarkat yang bersama-sama kami dalami dan kami dampingi. Sehingga, program desa ini bisa dirasakan manfaatnya oleh desa itu sendiri.
Apa maksud anda menjadi pendamping desa menambah imun?
Menjadi pendamping desa itu penmabah imun, kenapa? kami ketika turun desa bercengkrama berdiskusi tentang permasalahan kemasyarakatan baik suka maupun duka.
Hal itu, yang kemudian betul-betul kami jadikan pembelajaran bersama. Kami dalami dan kami bantu carikan solusinya bersama-sama.
Fokusnya tentu saja bagaimana kita bisa memberdayakan desa sesuai dengan manah dalam UU Desa.
Apa sebenarnya yang terpenting dari menjadi pendamping desa?
Yang terpenting bagi progrom P3MD bagi kami adalah menambah jejaring dan persaudaraan kami terutama di Prov NTB.
Bersaudara bersahabat dalam program dan untuk selamanya bersaudara.
Fokusnya tentu saja bagaimana kita bisa memberdayakan desa sesuai dengan manah dalam UU Desa.
Persaudaraan dengan saling mengisi dan melengkapi melalui diskusi, sharing, dialog dan kegiatan program muai dari level desa, kecamatan, Provinsi, dari kalangan pengambil kebijakan hingga NGO.
Banyak berkolaborasi dengan NGO-NGO terutama kebutuhan data, dan tentu saja berusaha mengatasi berbagai permasalahan dan kebutuhan masukan pihak lain yaitu masyarakat demi kemakmuran warga di desa.
Bekal apa yang anda jadikan dasar dalam mengelola ribuan desa di NTB dengan ratusan pendamping desa?
Insyalloh saya melalui proses panjang dalam berorganisasi juga dalam bermasyarakat.
Saya merupakan putra asli Mataram, lahir di Mataram pada 25 Desember 1972. Sebelum saya mendapatkan amanah sebagai ketua program P3MD saya memang aktif di organisasi Nahdlatul Ulama.
Sejak pulang dari pesantren sukerejo Situbondo, saya memang sudah aktif membantu organisasi NU di NTB. Pada tahun 1996/97 saya dipercayakan oleh tuan Guru H Ahmad Taqiyudin untuk mendampingi para kyai-kyai yang datang ke lombok untuk mengikuti munas NU waktu itu.
Bagaimana perjalanan anda di Politik?
ya, tidak berselang lama sekira tahun 1997 kemudian teman-teman di NU mendeklarasikan partai PKB, saat itu saya langsung ditunjuk sebagai ketua kecamatan (PAC-PKB) Kecamatan Sekarbela.
Alhamdulillah melalui jalur politik di PKB pada Pemilu pertama tahun 2009 saya terplih sebagai anggota DPRD Kota Mataram.
Alhamdulillh, di PKB sampai sekarang apapun dinamikanya saya terus berusaha untuk istiqomah. Karena ini amanah dari kyai yang harus kami pertahankan. Alhamdulillh PKB terus berkembang yang saat ini berada di papan tengah skala nasional dan bahkan level atas di NTB dengan 6 kursi di level Provinsi NTB.
Selain di PKB, saya juga aktif di Ikatan santri alumni salafiyah situbondo (IKSASS) yang memiliki organisasi yang sangat kuat dan militan untuk persaudaraan dan menjalankan program-programnya. Para alumni hingga saat ini terus keliling ke masyarakat dalam kegiatan dakwah.
Selain di NU dan PKB, selama beberapa periode, saya juga aktif sebagai pengrus ICMI-Muda NTB dan terakhir kemaren menyelenggarakan Muktamar di Lombok yang mana saya ditunjuk sebagai ketua panitia lokal.
Alhamdulillh Muktamar ICMI-Muda terselanggara dengan baik.
Di oragniasasi NU, saat ini saya menjadi salah satu ketua kepengurusan pengurus cabang NU kota mataram [YM]
Komentar