Bambang Soesatyo: Tak Kenal Lelah di Politik
Bamsoet paggilan akrab Bambang Soesatyo mendapatkan pendidikan di masa kecilnya di lingkungan militer. Disiplin, pekerja keras, gigih dan ulat, nampak tertanam dalam dirinya sejak kecil.
Bambang Soesatyo, lahir di Jakarta 10 September 1962. Semasa kecilnya ia tinggal di lingkungan tantara. Besar dari keluarga militer dan tinggal di Kawasan asrama militer. Ia merupakan putra dari SE Prijono, seorang tantara asal dari Semarang Jawa Tengah.
Lahir dan besar di lingkungan tantara. Bamsoet paggilan akrab Bambang Soesatyo mendapatkan Pendidikan di lingkungan militer. Disiplin, pekerja keras, gigih dan ulet, nampak tertanam dalam dirinya sejak ia kecil.
Bamsoet juga termasuk sosok yang senang dan tekun dalam belajar. Bamsoet mengeyam Pendidikan Dasarnya di SD Negeri VIII Jakarta dan lulus tahun 1975. Melanjutkan SMP di SMPN 49 Jakarta lulus pada tahun 1978. Kemudian melanjutkan Pendidikan SMA Negeri 14 Jakarta dan lulus pada tahun 1981.
Tahun 1985 Bamsoet lulus dari pendidikan tinggi di Akademi Accounting Jayabaya Jakarta. Kemudian melanjutkan ke pra MBA di Institute Pendidikan dan Pengembangan Manajemen (IPPM) Jakarta.
Bamsoet kembali melanjutkan Pendidikan ekonomi di bidang manajemen perusahaan di Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia (STEI) dan tahun 1987 meraih gelar sarjana ekonomi dari kampus tersebut.
Bamsoet melanjutkan Pendidikan di Institute Manajemen Newport Indonesia (IMNI) dan menyelesaikan Pendidikan masternya di tahun 1990.
Dari Pendidikan lingkungan militer membentuk karakter sosok Bamsoet kecil. Disiplin, pemberani, ulet, pekerja keras dan gigih.
Kegigihan dan keuletannya tercermin dari proses belajarnya yang ditempuh, Konsisten terus belajar hingga perguruan tinggi.
Diawali Sebagai Jurnalis
Meski lahir dan besar dari keluarga militer, di usia mudanya Bamsoet mengawali bekerja dengan memilih menjadi seorang wartawan. Tahun 1986 Bamsoet bekerja sebagai jurnalis di Harian Prioritas. Tiga tahun kemudian Bamsoet memperdalam jurnalisme di Majalah Vista.
Tidak seperti sang ayah yang berlatarbelakang militer. Bamsoet muda tumbuh dan besar sebagai seorang jurnalis. Karir di Majalah Vista diawali Bamsoet dari bawah, menjadi seorang wartawan, kemudian naik menjadi sekretaris redaksi dan hingga menjadi manajer bagian pemasaran.
Di era 1990 an karir jurnalis Bamsoet terus berkembang dan meningkat tajam, Tahun 1991-2007 Bamsoet tercatat sebagai pemimpin redaksi Majalah Info Bisnis. Kemudian di era 2000 an Bamsoet menjadi Pemimpin redaksi Koran Suara Karya (2004-2007).
Lama di jurnalis membuat Bamsoet memiliki koneksi dan networking yang cukup kuat. Karir politik dan kesuksesan bisnisnya tidak bisa lepas dari kecerdasan Bamsoet membangun komunikasi dan lobby dengan para tokoh yang menjadi narasumbernya.
Berangkat dari seorang wartawan Bamsoet memperkuat modal sosialnya, memiliki jejaring dan koneksi yang kuat dengan tokoh tokoh penting bangsa yang juga menjadi narsumnya.
Wartawan inilah yang kemudian mengantarkan sukses Bamsoet di politik dan bisnis. Sebagai pengusaha sukses yang juga politisi moncer.
Bamsoet mengembangkan kariri di dunia bisnis dengan menduduki jabatan jabatan strategis. Menjadi komisaris utama PT Mapindo Mulathama, PT Infobac Pena Utama, dan PT Dasa Kharisma Promosindo.
Selain menjadi komisaris utama di berbagai perusahaan. Bamsoet juga menjadi Direktur Utama di beberapa perusahaan. Diantaranya PT Gapura Utama Ekacipta, PT Kepindo Info Link, PT Info Jaya Abadi, PT Info Persada Laksana Citra.
Meski sibuk bekerja sebagai jurnalis yang juga pengusaha, Bamsoet juga mengajar sebagai dosen di kampus almamaternya Sekolah Tinggi Ekonomi dan Perbankan Indonesia (STEKPI) rentang tahun 1991-1992.
Karir Politik Golkar
Di bidang politik, karir Bamsoet dimulai dengan bergabung di organisasi sayap Golkar yaitu Kosgoro, tahun 1995 ia menjadi pengurus GM Kosgoro.
Bamsoet kemudian aktif sebagai kader Golkar, karirinya melejit di panggung politik sejak dirinya menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum Partai Golkar tahun 2009.
Tercatat, Bamsoet selalu mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, ia empat kali gagal menuju senayan.
Pada Pemilu tahun 1997 Bamsoet maju DPR RI, kemudian era reformasi 1999 Bamsoet maju dan kembali gagal ke senayan.
Tak menyerah, Pemilu 2004 Bamsoet Kembali maju namun gagal mendapatkan kursi di DPR RI.
Akhirnya, diusahanya yang kelima, pada Pemilu tahun 2009 Bamseot kembali maju sebagai anggota DPR RI Dapil VII Jateng, Banjarnegara, Purbalingga dan Kebumen.
Kali ini usaha dan ikhtiar Bamsoet menuju DPR RI berbuah manis. Konsistensi, kegigihannya dalam berjuang membuahkan hasil dan Bamsoet terpilih sebagai DPR RI mewakili Dapil VII untuk pertamakalinya.
Kemudian, Bamsoet mendapatkan tugas di Komisi III yaitu bidang Hukum, Ham dan Keamanan. Di tahun tersebut Bamsoet ditugaskan menjadi Pansus bailout Bank Century yang menelan kerugian negara hingga 6,7 Triliun.
Kasus yang sangat menyita perhatian publik, dan membuat marah publik. Skandal Bank Century adalah kasus yang terjadi selama krisis keuangan 2007-2008, yang diduga melibatkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan kemudian Wakil Presiden Boediono.
Kemudian di kepengurusan DPP Golkar berikutnya 2014-2019, Bamsoet dipercaya sebagai Bendahara Umum DPP Partai Golkar.
Bamsoet selalu mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, ia empat kali gagal menuju senayan. Diusahanya yang kelima, pada Pemilu tahun 2009 Bamseot baru terpilih DPR RI
Pada periode tersebut, Bamsoet Kembali maju seagai calon anggota DPR RI Dapil VII, Bamsoet Kembali terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019.
Bamsoet berhasil memperoleh suara 57.235 suara dan ia adalah satu satunya calon petahana DPR RI yang berhasil lolos di Dapil tersebut, petahana lainnya berguguran.
Pada periode ini karir politik Bamsoet semakin bersinar, pada tahun 2016 ia menduduki jabatan sebagai ketua komisi III DPR RI. Bamsoet juga mendapatkan tugas sebagai anggota Pansus KPK.
Setahun kemudian Bamsoet berada pada karir politik luara biasa, 2018 ia mendapatkan jabatan sebagai Ketua DPR RI, menggantikan Setnov yang mana ditahun yang sama terjerat kasus skandal korupsi e-KTP.
Januari 2018 Bamsoet menggantikan Setnov sebagai ketua DPR RI hingga oktober 2019.
Dan pada tahun 2019 Bamsoet menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
Kemudian Pemilu 2019 Bamsoet kembali maju sebagai calon anggota DPR RI di dapil yang sama, Dapil Jateng VII. Bamsoet Kembali lolos ke senayan.
Bamsoet kemudian dilantik sebagai anggota DPR RI yang juga anggota MPR RI periode 2019-2024. Tepat pada 1 Oktober 2019, Selang dua hari kemudian Bamsoet dilantik menjadi Ketua MPR RI periode 2019-2024.
Keterpilihan Bamsoet berkat dukungan dari 9 Fraksi di DPR dan juga DPD RI, pesiang utamanya dari Gerindra Ahmad Mudzani kemudian mengalah, dan Bamsoet terpilih secara mufakat menjadi ketua MPR RI periode 2019-2024.
Ubah Sosialisasi 4 Pilar
Selain di dunia politik, Bamsoet juga aktif di organisasi yang menjadi hobinya yaitu aktif di organisasi Ikatan Motor Indonesia (IMI). Tahun 2020 kemudian Bamsoet terpilih sebagai ketua IMI secara aklamasi.
Bamsoet menjadikan komunitas motor sebagai pihak yang ikut serta dalam kegiatan membumikan Pancasila dan 4 pilar bangsa melalui kegiatan sosialisasi 4 pilar yang bersifat tidak monoton dan syarat indoktrinasi.
Melalui sosialisasi terbuka bersama komunitas Bamsoet menghadirkan 4 pillar dengan metode-metode kekinian, melibatkan komunitas dan juga optimalisasi menggunakan sosial media agar 4 pilar lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Bahkan Bamsoet melibatkan influencer, artis artis melalui youtube dan pemberian give away untuk kegiatan kegiatan 4 pilar melalui sosial media maupun kegiatan kegiatan bentuk lainnya.
Bamsoet adalah sosok yang pemberani, dan kritis. Beberapa kali ia menjadi sosok figur yang sangat vokal saat menjadi DPR RI, dirinya dikenal dan sangat populer berkat pendpat-pendapatnya tentang skandal Bank Century.
Nama Bamsoet sangat dikenal sebagai sosok yang menyuarakan keras kasus skandal Bank Century. Bamsoet ikut terus menyelidiki kasus Bank Century dan Namanya sering menghiasi rua
ng ruang publik. Bahkan nama Bamsoet juga sempat menjadi perbincangan publik dengan kontroversi terkait KPK. Bamsoet menjadi Pansus KPK.
Bambang Soesatyo juga bersuara keras menentang LGBT di Indonesia, ia juga menyerukan agar kepolisian dan BIN menindak tegas para pelaku penyebar berita hoax di media sosial.
Nama Bamsoet juga sempat melahirkan kontroversi, ia disebut sebut menjadi saksi kunci kasus e-KTP melibatkan Setnov dan Nazaruddin.
Prestasi dan Penghargaan
Sebagai tokoh politik dan pengusaha Bamsoet banyak mendapatkan penghargaan. 1995 ia mendapatkan penghargaan dari Adhi Karya Award
Kemudian setahun berikutnya tahun 1996 Bamsoet mendapatkan penghargaan top Eksekutif Indonesia.
Dua penghargaan tersbeut ia dapatkan atas kiprahnya di dunia bisnis.
Tahun 2010 Bamsoet Kembali meraih penghargaan yaitu News Maker Award dari Persatuan Wartawan Indonesia Jakarta Jaya (PWI Jaya).
Di dunia politik Bamsoet Kembali mendapatkan penghargaan, tahun 2014 ia dinobatkan sebagai The Best & The Next Legislator Award, dan tahun 2019 kembali mendapatkannya dari Berlian Organizer.
Tahun 2020 Bamsoet mendapatkan penghargaan Bindtang Tanda Jasa dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Ia menerima penghargaan sebagai wujud sumbangsihnya selama menjadi ketua DPR RI 2017-2019. Penghargaan langsung ia terima di istana pada 22 Juni 2020. [YM]
KLIK Magazine Versi PDF
Komentar