Kebijakan Yang “Tidak Jujur”
Jika anda pernah flu atau pilek, anda pasti tahu tulisan di bungkus obat. “Menghilangkan flu. Bla bla bla dan Mengakibatkan mengantuk”.
Hampir setiap obat, kini menuliskan efek samping sebagai peringatan. Apakah kita juga mengharap hal tersebut terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia?
Jangan-jangan, kita tidak akan pernah mendapatkannya.
Mengumumkan manfaat sebuah program pendidikan tanpa menjelaskan efek sampingnya, memang bukanlah sebuah kebohongan.
Kita membutuhkan sebuah kajian yang dilaporkan secara terbuka tentang dampak buruk atas kebijakan. Sehingga, dengan kajian tersebut, kita tidak kaget saat menjumpai fakta yang berbeda di lapangan.
Sebab, rasa kaget yang muncul akibat kepercayaan di awal sungguh menyakitkan. Rasa sakit inilah yang bisa menggerakkan hati kita bergumam, “Ini adalah Kebijakan “Tidak Jujur”.
Kebijakan Bikin Kaget
Mudah sekali kita jumpai sebuah kebijakan, yang boleh dibilang membuat kaget kita. Misalnya:
- Program ini membantu meningkatkan nilai membaca siswa, tetapi kita tidak pernah diinfokan dampaknya yang mungkin bisa membuat mereka (siswa) benci membaca selamanya.
- Latihan ini dapat membantu anak anda menjadi murid yang lebih baik, tetapi bisa membuatnya kurang kreatif.
- Ujian Sekolah akan menjadikan setiap peserta didik memiliki kemampuan standar, tapi mungkin bisa menimbulkan stres.
- Dihapuskannya ujian nasional memberikan kesempatan untuk berkembang setinggi-tingginya siswa, tetapi juga berisiko menurun tidak karuan bagi yang malas berubah.
- Program ini akan memperpendek waktu belajar, tapi menimbulkan kerentanan psikologis.
- Latihan ini akan meningkatkan kecepatan siswa dalam berhitung, tetapi mungkin menghilangkan nalar matematis.
- Program intensif ini memperkaya anak dengan wawasan yang luas, tetapi membuat mereka lemah secara emosi.
- Pembelajaran tematik ini lebih memudahkan untuk bereksplorasi, tetapi juga rentan membosankan akibat jumlah ulangan yang banyak.
- Program ini mempersiapkan lulusan siap kerja, tetapi membuat mereka minim kebijaksanaan.
- Program ini mencetak generasi sesuai zamannya, tetapi membuat mereka kehilangan rasa cinta terhadap budaya sendiri.
Dan seterusnya, banyak sekali fakta-fakta kebijakan seperti diatas yang dapat kita jumpai dan rasakan langsung dalam kehidupan sehari-hari kita.
Rasa kaget yang muncul akibat kepercayaan di awal sungguh menyakitkan. Rasa sakit inilah yang bisa menggerakkan hati kita bergumam, Ini adalah Kebijakan Tidak Jujur.
Ali Fauzi
Efek Samping Kebijakan
Yong Zhao, seorang profesor pendidikan ternama dari Universitas Kansas Amerika, yang juga seorang pendidik di Amerika Serikat mengamati kondisi ini dan menganalogikannya dengan layaknya ‘meminum racun untuk melepaskan dahaga’.
Yong Zhao secara khusus juga menulis tentang hal tersebut dalam sebuah artikelnya yang berjudul Side effects in education: Taxonomy of educational outcomes.
Menurutnya, outcome atau hasil dari sebuah proses pendidikan sangat kompleks dan beragam, satu kebijakan dalam belajar mengajar dapat berdampak panjang bagi peserta didik. Terhadap minat mereka, kehidupan sosialnya, bahkan hingga psikologis sang anak.
Karenanya Yong Zhao mendorong kepada para pengambil kebijakan mulai setidaknya memhami potensi dampak atas kebijakn-kebijkannya.
Sebab, dalam kondisi pendidikan yang stagnan, semua orang haus akan perubahan. Rasa haus itu kemudian mewujud dalam bentuk kebijakan-kebijakan. Yang pada akhirnya, kebijakan yang ada hanyalah memuaskan dahaga akan sistem pendidikan yang lebih baik.
Iming-imingnya adalah hilangnya haus dalam jangka pendek. Namun, akan sangat menghancurkan untuk kepentingan jangka panjang.
Kebijakan yang ada hanyalah memuaskan dahaga akan sistem pendidikan yang lebih baik.
Tulisan ini mengajak untuk menambah kolom dalam setiap kebijakan pendidikan. Kolom tersebut adalah “kolom dampak buruk”.
Dan jika sudah terisi, segeralah membagikannya kepada sebanyak mungkin orang.
Seorang teman ketika aku ajak berbicara tentang hal ini, berkomentar “Apa gak bikin manja?”
“Bung, ini tentang efektivitas, tentang pendidikan, dan tentang kita semua”. [Ali Fauzi, Pengelola Sejutaguru.com]
KLIK Magazine Versi PDF
Komentar