Prita Ilham Poempida: Dari Supir, MC Hingga Bisnis Investasi
Selain supel, ramah, terbuka. Ia terlihat selalu ceria, bersemangat, baik pada siapa saja, dan terbuka.
Ia adalah Anastasia Pritasari Ilham, atau sering dipanggil mbak Prita, istri Poempida Hidayatulloh.
Prita menerima pinangan Poempida, pada usia 38 tahun. Waktu yang cukup lama bagi seorang wanita, untuk memutuskan suami. Selain, tentu saja ada alasan yang cukup kuat bagi Prita: yaitu sibuk bekerja.
Memang, setiap bertemu Prita, banyak orang yang merasa bahwa perempuan ini terlihat selalu ceria. Bersemangat. Baik pada siapa saja, dan terbuka.
Tapi, perjalanan hidup Prita sendiri, tidak semuanya dilalui dengan tawa dan keceriaan yang selalu diperlihatkan pada setiap orang yang dikenalnya.
“Saya terbiasa hidup keras. Terbiasa kerja. Sampai-sampai, saya baru menikah pada usia 38 tahun. Alhamdulillah,” katanya kepada redaksi Klik Magazine saat dijumpai di rumahnya di Jakarta Selatan.
Prita, sudah harus bekerja di usia masih sangat muda. Kuliahnya sempat terlambat. Begitu juga masa kuliahnya di Universitas Parahyangan Bandung. Dia sampai cuti dua kali karena harus bekerja.
Saat mengenang perjalanan ini, Prita bercerita tentang orangtuanya. Kebetulan, Prita memiliki lima bersaudara. Saat dia dan saudara-saudaranya harus kuliah, orangtuanya mengalami ujian. Usaha mereka jatuh.
“Saya sendiri maunya memang hidup mandiri. Tidak bergantung pada orangtua. Ketika usaha orangtua jatuh, saya tidak punya pilihan, harus segera bekerja,” katanya.
Dua pekerjaan pertama dijalaninya: menjadi master of ceremony atau MC dan Sales Promotion Girl (SPG). Pernah juga, menjadi penjaga stand hanphone.
“Ya, apa yang bisa dilakukan oleh seorang perempuan seperti saya saat itu untuk mendapatkan uang secara cepat? Kalau nggak nge-MC, ya jadi SPG,” ceritanya, terbuka.
Prita cuti kuliah. Dia harus mencari uang. Bukan saja untuk dirinya. Tapi juga untuk membantu saudara-saudaranya.
“Sampai-sampai, saya ikutan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pusdikas. Kalau di Unpar, jadi pengurus BEM digaji,” kenangnya.
Pilihan bekerja, membuat Prita juga harus bolak-balik Jakarta-Bandung. Waktu itu, industri evet organizer sedang tumbuh bagus. Banyak order jadi MC. “Saya waktu itu, sekali MC dibayar Rp 1 juta. Rasanya besar sekali,” ceritanya.
Ada lagi. Waktu SMA, Prita sempat minta mobil pada orangtuanya. Diberikan. Tapi syaratnya, harus bayar cicilan. Inilah yang membuat Prita harus mulai belajar berbisnis. Caranya, dia kumpulkan temannya. Lalu, dia jadi sopir antar jemput mereka.
“Akhirnya, mobil itu juga saya gunakan untuk mata pencaharian saya,” katanya.
Sambil bekerja, Prita akhirnya bisa menyelesaikan kuliahnya. Pekerjaannya pun berubah, tidak lagi jadi MC atau SPG. Tapi, mengelola bisnis investasi besar.
Prita meraih suksesnya di bisnis investasi, bisnis yang mengantarkan karirnya hingga seperti saat ini.
Selain di bisnis investasi, Prita bersama teman-temannya juga mengembangkan bisnis di bidang syariah. Prita dan temna-teman ingin memfasilitasi para pemilik modal dengan UMKM, UMKM kekinian dengan green kios, fasilitas wifi, menjual produk yang higienis dan memanfaatkan bahan dari hidroponik.
Menaikkan level para pedagang UMKM lewat konsep mengintegrasika UMKM dengan pemilik modal. Tentunya dijalankan dengan bisnis syariah. Ya, Prita memilih mengembangkan bisnis syariah karena menurutnya sistem bisnis syariah sangat membantu, menjunjung tinggi keadilan dan tidak memberatkan. Banyak yang bisa dibantu melalui sistem bisnis syariah, misalnya tidak adnaya syarat bunga.
Sukses dengan bisnisnya, Prita kemudian memutuskan untuk menikah tahun 2017. Tepat saat ia berusia 38 tahun.
Berkat di Bisnisnya pula, Prita mengenal satu nama yang kemudian menjadi tujuan hidupnya: Poempida Hidayatulloh.
Prita pun menjalankan peran ganda, pebisnis yang juga seorang istri. Sebagai pebisnis ia dikenal pribadi yang selalu supel, ramah, terbuka. Sebagai seorang istri, Prita memiliki sesuatu yang jarang diungkapkan pada suaminya: yaitu perhatian.
Klik Magazine Versi PDF
Komentar