La Nyalla Mattalitti: Mantapkan Diri di Panggung Politik
Di masa kecilnya ia dikenal memiliki sifat yang bengal, kontroversi, dan pemberani. Lahir dari kalangan keluarga berpendidikan dan juga berkecukupan, namun tetap memulai karir dari bawah dengan mengambil pekerjaan serabutan, profesi sebagai supir angkot pernah ia jalani.
Ir. AA La Nyalla Mahmud Mattalitti nama lengkapnya, biasa dipanggil La NYalla. ia lahir di Jakarta 10 Mei 1959. Masa mudanya tinggal di Surabya Jawa Timur. Ia merupakan putra dari pasangan Mahmud Mattalitti dan Fauziah. Ayahnya adalah seorang dosen di Fakultas Hukum Unair Surabaya.
Haji Mattalitti merupakan kakek La Nyalla. Seorang sudagar kaya dari Bugis, Sulawesi Selatan yang cukup sukses di Kota Surabaya.
La Nyalla lahir dan besar di Kota Surabaya, hidup ditengah keluarga yang berkecukupan. La Nyalla mengeyam Pendidikan Dasarnya di SD Bhinneka Bhakti Surabaya dan lulus tahun 1971. Melanjutkan SMP di SMPN 1 Surabaya dan SMA Negeri 3 Suarabaya.
Tahun 1977 La Nyalla menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Tkehnik Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang. La Nyalla memperoleh gelar S1 sebagai insinyur pada tahun 1984.
La Nyalla kecil sempat di masukkan di Pendidikan pesantren di Bekasi, namun gagal. Setelah dewasa justru La Nyalla memilih sendiri untuk nyantri di Pondok Pesantren. Ia memilih nyantri di Pesantren Komplkes Makam Sunan Giri Gresik.
Meski lahir dan besar dari keluarga yang berkecukupan dan berpendidikan, di usia mudanya La Nyalla tetap bekerja, bahkan rela kerja serabutan apa saja asalkan dapat menghasilkan.
Di Kompleks Makam Sunan Giri Gresik, La Nyalla sempat bekerja sebagai supir angkot. La Nyalla juga menghimpun para preman yang ada di sekitaran Pesantren dan mengajak mereka agar bertaubat. Dan banyak preman yang kemudian mengikuti La Nyalla.
Mengikuti jejak sang kakek, La Nyalla muda tumbuh dan besar sebagai seorang pengusaha di Surabaya.
La Nyalla mengawali karir sebagai pengusaha yaitu dengan menggelar pameran kreativitas anak muda Surabaya. Tepatnya di tahun 1989. Pameran pertamanya gagal karena sepi pengunjung. Maspion selaku sponsor merugi hingga Rp. 180 juta dan La Nyalla kemudian mencicil kerugian tersebut Rp. 250.000 per bulan.
Meski sepi pengunjung ia terus konsisten menyelenggarakan even-even pameran di Surabaya. Pameran berikutnya La Nyalla meminta bantuan Maspion 5 Juta dan Pameran kedua La Nyalla berhasil di banding yang pertama. Hingga La Nyalla kemudian sukses memggelar even even berikynya. Bahkan pameran yang ia gagas kini menjadi Surabaya Expo. Pameran tahunan yang digelar rutin tiap tahun menyajikan produk-produk industry dan kerjainan Surabya dan Jatim.
La Nyalla terus berkembang dan aktif di dunia bisnis. Ia menjadi pengusaha sukses dan menduudki jabatan ketua Kadin Jatim selama 10 tahun 2009-2019.
La Nyalla mendirikan salah satu perusahaan Bernama PT Airlanggatama Nusantara Sakti, yang berhasil memenangkan proyek proyek di Jawa Timur.
Di bidang organisasi La Nyalla aktif berkiprah di wilayah Jawa Timur. Ia menjabat sebagai Ketua MPW Pemuda Pancasila Jatim, La Nyalla juga pernah aktif di organisasi sayap Golkar GM Kosgoro Jatim sebagai bendahara. Ia juga pernah menjadi bendahara DPD KNPI Jawa Timur dan Ketua HIPMI Jawa Timur.
Di Politik praktis ia pernah menjadi ketua DPW Partai Patriot Jawa Timur. Di Bidang Olahraga La Nyalla tahun 2010 menjadi Wakil Ketua KONI jawa Timur, dan 2011 La Nyalla menjabat sebagai Wakil Ketua PSSI Jawa Timur. Puncaknya ia menjadi Ketua Umum PSSI tahun 2012 untuk KPSI menggantikan Johar Arifin Husein. La Nyalla kemudian menjabat sebagai wakil ketua umum PSSI dan anggota komite eksekutif PSSI setelah 2013 diakhiri konflik dualisme PSSI. La Nyalla juga sempat dikukuhkan sebagai Ketua Umum PSSI periode 2015-2019 hasil KLB Surabaya.
Di Kompleks Makam Sunan Giri Gresik, La Nyalla sempat bekerja sebagai supir angkot. La Nyalla juga menghimpun para preman yang ada di sekitaran Pesantren dan mengajak mereka agar bertaubat. Dan banyak preman yang kemudian mengikuti La Nyalla
La Nyalla, adalah sosok yang pemberani, kontroversi seklaigus juga penuh prestasi.
La Nyalla, adalah sosok yang pemberani, kontroversi seklaigus juga penuh prestasi.
La Nyalla, sebagai sosok pemberani berdarah bugis sempat menjadi perhatian publik setelah ia terpilih sebagai Ketua Umum PSSI 2015 pada KLB Surabay yang berujung konflik antara PSSI dengan pemerintah.
La Nyalla sempat dituduh melakukan korupsi selama menjabat sebagai Ketua Kadin Jatim, dengan korupsi senilai Rp. 5,3 Milyar. Meski akhirnya ia mennag di Pra Peradilan dan La Nyalla bebas dari segala tuduhan.
La Nyalla juga sempat melahirkan kontroversi yaitu persetruannya dengan Partai Gerindra terkait mahar politik. La Nyalla gagal menjadi Agub Jatim 2018 karena tidak mendapatkan dukungan dari Partai Gerindra.
Meki gagal di Pilgub, La Nyalla memantabkan karir politiknya melalui jalur DPD RI pada Pileg 2019. La Nyalla terpilih sebagai DPD RI dapil Jatim periode 2019-2024 dengan perolehan suara 2.267.058 suara.
La Nyalla kemudian terpilih sebagai Ketua DPD RI periode 2019-2024 melalui meknaisme voting dengan memperoleh suara 134. Mengalahkan tiga pesaingnya Sultan Bachtiar, Mahyudin dan Nono Sampono.
Sebagai ketua DPD RI La Nyalla mengusung visi dan misi mewujudkan DPD RI yang benar-benar menjadi articulator kepentingan daerah di tingkat nasional. DPD dapat menampung dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara yang terkait dnegan kepentingan daerah.
La Nyalla juga berjanji akan membangun kantor-kantor DPD di daerah lain. Dimana saat ini hanya terdapat di Jakarta, Yogyakarta, Sumsel dan NTB.
La Nyalla juga akan memperjuangkan anggota DPD RI agar mendapatkan rumah dinas sehingga sama dengan anggota DPR RI. La Nyalla juga berencana akan menghidupkan kembali aspirasi perempuan dengan menghidupkan kaukus-kaukus perempuan yang sudah pernah ada. Staf ahli DPD juga akan ditambah jumlahnya untuk menopang kinerja DPD RI.
Terbaru La Nyalla mendorong regulasi dalam Pemilu agar DPD RI juga memiliki slot untuk mengusung pasangan Capres dan Cawapres. Menurutnya rekomendasi DPD RI dalam pencalonan merupakan representasi perwakilan daerah di luar dari jalur Parpol.
Karir La Nyalla saat ini jauh lebih moncer di poliitk ketimbang di bisnisnya. La Nyalla Nampak akan semakin memantapkan dirinya di jalur politik untuk meneruskan perjuangan hidupnya.
Prestasi dan Penghargaan
Sebagai tokoh politik dan pengusaha La Nyalla banyak mendapatkan penghargaan. 2014 ia mendapatkan gelar dari PWI Jatim sebagai Newsmaker tahun 2013.
Tahun 2020 ia mendapatkan penghargaan Best Institution Leaders dalam Anugerah Obsession Award 2020. Atas prestasinya sepanjang tahun 2019.
Sebagai kolektor pusaka, La Nyalla mendpatkan gelar kehormatan Pangeran Hardonagoro dari Keraton Kasunanan Surakarta. Ia berperan dalam melestarikan benda pusaka.
Thaun 2020 ia menerima penghargaan Widya Wiyata Samya dari UNESA sebagai kontribusinya memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Ia juga mendapatkan penghargaan ITERA Adi Karsa Utama dari Institut Tekhnologi Sumatera atas perannya dalam percepatan pembangunan kampus ITERA. [YM]
Klik Magazine Versi PDF
Komentar