Minche Phieter; Dari Banker ke CEO Resto Seafood Pelangi
Menjadi seorang pengusaha resto yang sukses tidak pernah ada dalam benaknya. Dalam hidupnya ia hanya fokus ingin berbuat baik kepada sesama.
Ia juga mengaku selalu bersyukur serta ikhlas dengan apa yang diberikan oleh Tuhan.
Ya, ia adalah Ibu Minche Pieter, CEO perusahaan Resto Pelangi Seafood-Makassar di kawasan Jakarta. Baginya kunci kesuksesan hidupnya adalah kesabaran, ketekunan, dan kegigihan.
Mengelola Restoran besar itu perlu kesabaran, 1-2 tahun, perlu banyak peluru, modal untuk bertahan, terutama sewa tempat. Saya di sini Jl. Johar 13, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, sudah memiliki kontrak dengan pemiliknya hingga 15 tahun ke depan. Cerita Minche kepada redaksi.
Saya ini adalah mantan Banker Bank Swasta. Saya milih pensiun dini untuk fokus mengelola restoran warisan mertua saya. Singkat Cerita Minche Phieter, yang mengaku meninggalkan profesinya sebagai “Banker” memilih melanjutkan usaha restoran mertuanya.
Mince berkisah, sebelumnya ia pernah bekerja disebuah perbankan di Sulawesi, lalu ketika perusahaan memutasi dirinya ke Jakarta tahun 1998, bisnis kuliner pun diliriknya. Setelah pindah dua tahun di Kota Jakarta, keinginannya membangun sebuah bisnis kuliner kian menggebu, terlebih ia dan sang suami memang memiliki latarbelakang keluarga yang paham menjalankan bisnis kuliner sejak tahun 1960 di Kota Makassar.
Dan di tahun 2000 keinginannya pun terwujud dengan berdirinya Restaurant Pelangi Seafood di Jalan Boulevard Raya Blok TA 2/21 Jakarta Utara, sebuah restaurant yang menyuguhkan aneke kuliner daerah asal Makassar.
“Pelangi ini didirikan oleh mertua saya tahun 1960 di Makassar. Saya membuka cabang pertama di Jakarta, tepatnya Jl. Kelapa Gading tahun 2000. Tahun ini, 20 tahun. Saya sudah punya 7 cabang, 5 di Jakarta dan 2 di Singapura,” kata Minche.
Menurutnya, bisnis butuh ketekunan, ketelatenan dan kesabaran. Apalagi bisinis kuliner. “Memang untuk membangun bisnis kuliner, apalagi masakan dengan menu daerah, tidak semudah membalikan telapak tangan. Kita harus sabar itulah yang harus dilakukan semua pebisnis,” Jelas Ibu Minche.
“Sebenarnya untuk meraih kesuksesan,” kata Mince, tidak sulit asalkan kita memiliki komitmen yang tinggi terhadap bidang pekerjaan yang dilakukan.
Dengan kesabarannya, Minche membuahkan hasil. Tahun 2005 sebuah cabang restaurant yang sama ia bangun di Jalan Wahid Hasyim Jakarta, lalu tahun 2008 kembali ia dirikan di Wilayah Tanjung Duren Jakarta Barat. Bahkan bisnis security outsourcing melalui PT Multi Karya Sarana Abadi (MKSK) mulai dirambahnya yang kini telah berkembang sangat memuaskan.
Bisnis butuh ketekunan, ketelatenan dan kesabaran. Apalagi bisinis kuliner. Tidak semudah membalikan telapak tangan. Kita harus sabar itulah yang harus dilakukan semua pebisnis.
Minche Phieter
Sejahterakan Karyawan
Kini dengan ratusan karyawan restaurant dan karyawan PT MKSK, ia mulai memetik hasil, “Kuncinya adalah kesabaran,”. Selain itu, Minche mengaku selalu menjaga hubungan baik dengan seluruh karyawannya.
Minche mengatakan, “Saya bilang ke mereka, bekerja saja melayani pelanggan. Tugas saya memikirkan kesejahteraan kalian. Karyawan saya sudah memiliki BPJS Kesehatan dan mereka bertahan bekerja di saya. Ada yang pernah keluar, tapi kembali lagi.”
Saya bisa seperti hari ini karena saya selalu ingin berbuat baik dan membantu sesama.
Minche Phieter
“Saya sangat memahami kebutuhan karyawan, karena saya pun pernah menjadi seorang karyawan bawahan,” tutur mantan marketing dipelbagai lembaga keuangan sejak tahun 1985 hingga tahun 2010 lalu.
Baginya bisnis dijalankan dengan nothing to lose, cukup untuk opersional, gaji karyawan, membayar kebutuhan listrik atau penggunaan air. hal itu menurut Miche sudah cukup.
Minche berprinsip dalam menjalankan usaha, tidak pernah menargetkan profit yang harus dicapai. Karena dengan manargetkan profit, akan terjebak untuk berusaha terus-menerus meningkatkan profit dan terkadang akan memiliki dampak buruk bagi karyawannya. Misalnya untuk mencapai target yang diharapkan, pemilik memangkas penghasilan para karyawannya.
Wujud Rasa Syukur
Menurut Mince, ada beberapa hal yang patut dimiliki seorang enterpreuner. Antara lain; jangan pernah mengeluh, dan enjoying pada bidang pekerjaan yang dilakukannya dengan kesabaran dan semangat berusaha, ia juga harus dapat berbagi dengan sesama.
Berbagi bersama menurutnya bagaian dari wjud rasa syukur, sebagai salah satu bentuk rasa syukur dirinya kepada Tuhan karena berhasil mengelola Restoran Pelangi, Minche Phieter pun mendirikan Yayasan, program peduli kemanusiaan.
Minche menjelaskan, “Program Peduli itu dimulai setelah terjadi gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, Palu dan Sigi, September 2019.
Saya membuat program peduli, saya sisihkan sebagian keuntungan saya. Saya punya tim kecil, turun langsung ke lokasi membawa dan menyalurkan bantuan. Terakhir, awal Januari 2020 ini, kami turun ke pelosok-pelosok Provinsi Banten.”
Minche mengaku bersyukur dikasih kesempatan oleh Tuhan untuk mengelola Seafood dan membantu sesamanya.
Saya ini tidak ingin kaya raya. Saya sudah mensyukuri pemberian Tuhan, awalnya saya hanya minta kepada Tuhan dua ruko. Dari sana saya membangun usaha hingga hari ini. Saya bisa seperti hari ini karena saya selalu ingin berbuat baik dan membantu sesama saya.
Minche mengaku bangga karena Restorannya sering dikunjungi dan dipuji rasanya oleh banyak pembesar, pejabat dan saudagar sukses, perantau asal Sulawesi Selatan yang berdomisili, bekerja atau berdinas di Jakarta.
Selain fokus mengelola Restorannya, Minche juga mengaku bangga bisa aktif di Perhimpunan Anging Mammiri Jakarta Indonesia, paguyuban yang bergerak dalam bidang kekerabatan dan kemanusiaan, didirikan sejak tahun 2000.
“Saya bangga untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain, termasuk dalam membantu pemerintah meski dalam skala kecil dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” ungkap sosok yang menjadi donatur tetap pada sebuah yayasan cacat ganda didaerah Tangerang ini menjelaskan.[YM]
.
KLIK Magazine Versi PDF
Komentar