Komang Ari Widiyanti : Kuncinya Kreativitas
Bagi seorang Komang Ari Widiyanti, takdir menjadi perempuan bukanlah halangan untuk memimpin sebuah usaha dagang.
Tidak hanya sekedar bertahan, usaha dagang yang ia pimpin terus berkembang dan tumbuh, meskipun pandemi Covid-19 sempat membuat goyah.
Kepada redaksi klik Magazine saat ditemui di kantornya di Denpasar, Bali, ia mengatakan kuncinya adalah kreativitas.
Ari, begitu biasa ia disapa, memimpin UD Damena, usaha dagang yang bergerak di bidang ekspor dan pengolahan ikan.
Australia, Amerika dan Jepang adalah tujuan ekspor ikan Damena.
Damena sendiri merupakan usaha dagang yang awalnya dirintis oleh mendiang suaminya, I Gusti Arya Darmayanta.
Menurut pengakuannya, sejak tahun 2017 Ari sempat mengalami syok ketika harus menggantikan suaminya memimpin Damena.
Ia bahkan mengatakan saat itu situasinya seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Namun karena adanya tekad yang kuat, kemauan untuk belajar, dan dukungan orang-orang terdekat, ia pun berhasil melewati fase berat di awal kepergian sang suami.
Terhalang Pandemi
Bermula dari usaha keluarga, Damena menjelma menjadi usaha dagang yang bergerak di bidang ekspor dan pengolahan ikan.
Jenis ikan yang yang diekspor adalah jenis ikan karang, seperti anggoli, barramundi, dan tuna. Ikan-ikan tersebut biasa diekspor ke Australia, Amerika Serikat, dan Jepang.
Menurut cerita Ari, dalam satu bulan, Damena bisa menghabiskan 100 ton bahan ikan. Jumlah tersebut terkadang masih kurang untuk menyuplai kebutuhan ekspor.
“Jadi ikan di kita itu selalu habis,” kata Ari.
Namun, situasi tersebut berubah ketika dunia digempur oleh Pandemi Covid-19. Hal itu diperparah dengan naiknya biaya cargo.
Situasi tersebut memaksa Damena untuk mengurangi pengiriman ikan. Akibatnya, bahan baku ikan menumpuk di gudang penyimpanan.
Damena pun merasakan situasi sulit akibat pandemi Korona. Namun, kreativitas telah membuat usaha dagang Damena tetap bertahan dan bahkan semakin berkembang.
(Komang Ari Widiyanti)
“Jadi kita misalnya jual Rp. 100 ribu sebelum pandemi, sekarang kargonya mahal, yang misalnya kita mendapat keuntungan Rp. 50 ribu sebelum pandemi, tapi karena cargonya mahal jadi cuma dapat Rp. 5 ribu per kilogram. Ya otomatis kita tidak mengrim,” kata Ari.
Ari mengatakan di masa-masa pandemi ini, Damena terus menerima suplai ikan dari nelayan. Apalagi, pandemi ini bersamaan dengan musim ikan.
Kuncinya Kreativitas
Pandemi Covid-19 seakan menjadi tsunami, tidak hanya untuk sektor pariwisata, tetapi juga ekonomi. Banyak usaha yang gulung tikar karena tidak mampu beradaptasi dengan situasi pandemi.
Menurut cerita Ari, Damena pun merasakan situasi sulit akibat pandemi. Namun, kreativitas telah membuat usaha dagang ini tetap bertahan dan bahkan semakin berkembang.
Ari mengungkapkan stok bahan baku ikan yang melimpah membuatnya harus berpikir keras “mau diapakan ikan-ikan ini”.
Kreativitas dalam melahirkan produk itulah yang menyelamatkan 70 karyawan Damena dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama pandemi.
Komang Ari Widiyanti
Berawal dari coba-coba, juga karena hobi memasak, ia pun mulai melakukan inovasi produk olahan ikan berupa bakso, dimsum, sosis, dan abon.
Produk olahan ikan tersebut ternyata hasil penjualannya sangat memuaskan.
“Jadi saya berpikir kenapa kita enggak buat izin BPOM terus kita bisa ke supermarket, terus kita bikin kemasan yang bagus,” ungkap Ari.
Kreativitas dalam melahirkan produk itulah yang menyelamatkan 70 karyawan Damena dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama pandemi.
Karyawan-karyawan itu bahkan didorong untuk mendapatkan penghasilan lebih dengan menjual produk olahan ikan dengan sistem reseller. Semakin banyak si karyawan menjual produk, semakin banyak pula bonus yang akan ia dapatkan.
Bagi Ari, pandemi Covid-19 telah mengajarkan bahwa kreativitas adalah kunci untuk keluar dari segala kesulitan dan keterpurukan.
Pandemi tidak seharusnya diratapi dan disesali karena mengharuskan manusia menjaga jarak dan membatasi aktivitas di luar rumah. Karena ternyata ada sisi positif yang bisa diambil dari situasi sulit ini.
“Artinya pandemi ini tidak hanya negatif saja yang kita ambil, positifnya juga. Karena kita kreatif akhirnya menimbulkan usaha baru,” jelas Komang Ari Widiyanti. (*)Muhtar Nasir
Klik Magazine Versi PDF
Komentar