Strategi Menteri Sandi

Kunjungan Menteri Sandi ke Bali

Akhir Desember 2020, Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle kabinetnya dan mengganti Wishnutama dengan Sandiaga Uno untuk menduduki jabatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).

Tugas berat jelas menanti menteri Sandi, Industri pariwisata telah lumpuh karena korona. Menteri sebelumnya, Wishnutama dianggap gagal dalam mengangkat pariwisata dan ekonomi kreatif di tengah pandemi Covid-19.

Lantas, apa strategi Sandiaga Uno?. Memulihkan pariwisata di tengah pandemi Covid-19 tentu bukan persoalan mudah, apalagi larangan masuk bagi warga negara asing (WNA) diperpanjang hingga 8 Februari 2021.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan selama Januari 2020 hingga November 2020 hanya ada 3,89 juta kunjungan wisatawan mancanegara.

Jumlah tersebut mengalami penurunan yang drastis apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama, yaitu 73,60 persen.

Menurut data BPS, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Januari 2019 hingga November 2019 mencapai 16,11 juta kunjungan.

Tiga Strategi Sandi

Namun Menteri Sandi punya strateginya. Sandi langsung tancap gas sejak resmi dilantik menjadi Menteri. Lima daerah kunjungan wisata prioritas lansung dikunjungi dalam agenda kerjanya. Bali adalah yang pertama ia kunjungi.

Menteri Sandi punya tiga strategi membangkitkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif.

Hal ini Sandi ungkapkan pada suatu kesempatan, dimana ia mengatakan ada tiga hal yang harus dilakukan untuk mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Ada tiga hal yang harus dilakukan untuk mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Sandiaga Uno (Menparekraf)
Pemprov Bali Ajukan Pemulihan Wisata Senilai 9 Trilun

Pertama adalah inovasi. Menurut Sandi harus ada perubahan yang mendasar saat kita mengembangkan lima destinasi super prioritas.

“Inovasi itu harus dilakukan dari segi infrastruktur, budaya, kuliner, fashion, dan segala hal yang berkaitan dengan pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Sandi.

Strategi kedua, lanjutnya, adalah adaptasi. Mentri Sandi menilai, semua pihak harus mampu beradaptasi dengan keadaan pandemi covid-19.

Salah satunya dengan terus meningkatkan penerapan CHSE atau cleanliness (Kebersihan), health (Kesehatan), safety (Keamanan), dan environment (Ramah lingkungan).

Ketiga atau terakhir adalah kolaborasi. Kemenparekraf harus menggandeng semua pihak. Pasalnya, jutaan lapangan pekerjaan terdampak di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Sandi memastikan stimulus untuk sektor pariwisata tetap ada pada tahun 2021. Ia mengatakan program itu akan diperluas tidak hanya sektor hotel dan restoran saja.

“Kita akan tambah juga untuk penyelenggara paket-paket wisata, maupun juga di sektor pekerja informal,” kata Sandi.

Sebagai bentuk program pemulihan ekonomi, tahun 2020 Kemenparekraf setidaknya telah menggelontorkan dana hibah pariwisata senilai Rp 3,3 triliun.

Dana hibah itu diberikan hanya bagi pelaku usaha hotel, restoran, dan pemerintah daerah. (*)

Klik Magazine Versi PDF

Komentar

About Author /

Start typing and press Enter to search