Editorial : Politik Muka Tembok

Runciman, dalam bukunya political Hypoccrisy yang bertema The Mask Of Power, from Hobbes to Orwell and Beyond mengurai bagaimana praktik politik muka tembok atau politik muka dua alias politik yang sarat dengan wajah kemunafikan dan sikap standar ganda.

Praktik politik tak tahu malu, politik penuh dengan kemunafikan. Praktik politik muka tembok di Indonesia menjalar hingga seluruh lapisan. Politik muka tembok dikenal juga dengan politik hipokrit, praktik politik yang bisa berimplikasi buruk terhadap perkembangan politik di Indonesia. Biasanya politisi menggunakan topeng politik untuk menyembunyikan wajah aslinya.

Praktik politik muka tembok diantaranya misalnya kampanye hitam, politik SARA, janji semu, praktik kebohongan, propaganda, manipulasi, dan penuh dusta. Apalagi di era digital, dalam rangka mengejar popularitas dan elektabilitas politisi menghalalkan segala cara demi tujuan akhir kekayaan dan kekuasaan.

Bagaimana semua itu dijalankan? Redaksi Klikers hadir mengupas hal itu semua, mengupas bagaimana perilaku para politisi muka tembok di Indonesia.

Selain mengupas politik muka tembok, pada edisi kali ini redaksi menampilkan tokoh-tokoh inspiratif, Umi Wahidah, sosok perempuan inspiratif single parent pengasuh Pon Pes Yayasan Al Asyriah Nurul Iman Bogor dengan menggratiskan seluruh santrinya. Kolom soosk menghadirkan figur Doli Kurnia Tanjung, mengabdi untuk negeri melalui jalur organisasi, isu-isu internasional tentang dibalik keruntuhan Sri Lanka, menghadirkan tulisan Prof. Dr. Firman Noor, mengupas tentang oligarki dan cara kerjanya, dan kolom dialektika mengulik tentang cara kerja siber di Indoensia. Selamat membaca

Layout:

M Syamsul Arifin. Fathul Huda

Marketing:

Syamsul Arifin

Sekretaris Redaksi

Selva Maya

Alamat Redaksi :

Jl. Vila Dago raya A257, Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten

Penerbit

PT KLIK Media Nusantara

ISSN: